News & Event

Safi, Produk Skincare Halal Malaysia Masuk Pasar Indonesia

Share :

 

JAKARTA - Safi, produk skincare halal asal Malaysia kini mulai merambah pasar domestik. Mulai hari ini, Safi memperkenalkan produknya ke Indonesia dengan peluncuran di Kota Kasablanka.

Safi telah mendapatkan sertifikat Halal dari Jabatan Kemajuan Islam Malaysia (JAKIM) dan Majelis Ulama Indonesia (MUI). Perusahaan telah melakukan riset pasar selama dua tahun dan melakukan penyesuaian dengan pasar Indonesia.

"Kami berharap Safi bisa menjadi pilihan produk perawatan kulit halal yang paling disukai, baik di Indonesia maupun di dunia. Karena saat ini pun, Safi juga diluncurkan di beberapa negara Timur Tengah," ujar Kumar Chander, Wipro Unza Regional Managing Director Safi, Kamis (29/3).

Melalui Safi Research Institute dengan fasilitas penelitian berlokasi di Subang, Malaysia. Perusahaan mempekerjakan 100 ilmuwan dan peneliti untuk menghasilkan produk berkualitas, Safi memadukan kekayaan alam dengan teknologi modern.

Salah satunya produk white expert yang memadukan Habbatus Sauda yang merupakan bahan alami dengan teknologi modern oxywhite. Selain itu ada produk age defy yang memadukan partikel emas ukuran nano dengan protein sutera untuk meningkatkan kolagen dan mencegah penuaan dini.

"Safi menawarkan perawatan kulit berkulitas tinggi yang efektif bagi wanita Indonesia, sehingga mereka bisa mendapatkan perawatan terbaik modern dan tetap mempertahankan nilai-nilai tradisional," tambah Mahsuri Sulaiman, Safi Global Brand Custodian.

Untuk menambah penetrasi di Indonesia, Safi juga sudah memiliki fasilitas produksi di Salatiga. Ke depan, pihaknya berharap bisa membuat pabrik baru di Indonesia. Saat ini, Safi akan menjual produknya di gerai-gerai kecantikan seperti Guardian, Watsons dan lainnya.

Toh Mong Sah, Senior General Manager Research and Development Safi menambahkan pihaknya beroperasi dengan prinsip menghadirkan produk berkualitas tinggi yang halal dan teruji. Pihaknya tidak melakukan pengujian produk pada hewan sehingga bebas dari tindak kekejaman terhadap hewan.

"Kami juga terus berusaha untuk mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan dengan mengurangi penggunaan plastik, air dan lain sebagainnya. Yang penting juga, kami sepenuhnya menghilangkan pengunaan PVC di pabrik kami karena bahan tersebut benar-benar berbahaya," tambah Toh Mong Sah.

Sumber : KONTAN.CO.ID